Kamis (15/11), mahasiswa jurnalistik semester
5 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) mengadakan kunjungan ke perusahaan
detikcom yang terletak di Aldevco
Octagon Building - Lantai 2 Jl. Warung Buncit Raya No.75 Jakarta Selatan. Kunjungan
tersebut diadakan untuk menambah pengetahuan mahasiswa jurnalistik akan seluruh
cakupan dunia kerja di bidang jurnalisme online.
Andi, seorang redaktur hukum detikcom memaparkan banyak hal kepada mahasiswa jurnalistik mengenai karakteristik jurnalisme online. Dimulai dari jam kerja redaktur, reporter memulai kerjanya dari jam 5 sore sampai jam 9 pagi dan jam kerja penulis dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Waktu kerja tersebut menunjukan betapa mereka menjunjung tinggi nilai deadline. Andi juga memaparkan bagaimana suatu berita dapat diangkat. Berbeda dengan jurnalisme konvensional lainnya, dalam jurnalisme online suatu berita dapat diangkat tanpa perlu mengadakan rapat redaksi terlebih dahulu. Hanya dengan hasil rapat 3 orang redaktur saja, mereka dapat menaikkan sebuah berita. “Dengan cara kerja seperti ini kami merasa cukup independen” tutur Andi. Disamping itu, Andi juga memaparkan keuntungan dari jurnalisme online, yaitu mereka akan dengan cepat memperoleh feedback dari masyarakat atas berita yang mereka tulis, sebab mereka menyediakan ruang komentar bagi khalayak pembaca yang ingin berkomentar mengenai tulisan yang dimuat. Semua komentar khalayak dicantumkan secara utuh tanpa editan, namun satu hal, detik tidak akan menampilkan komentar yang berbau sara.
Andi, seorang redaktur hukum detikcom memaparkan banyak hal kepada mahasiswa jurnalistik mengenai karakteristik jurnalisme online. Dimulai dari jam kerja redaktur, reporter memulai kerjanya dari jam 5 sore sampai jam 9 pagi dan jam kerja penulis dari jam 8 pagi sampai jam 8 malam. Waktu kerja tersebut menunjukan betapa mereka menjunjung tinggi nilai deadline. Andi juga memaparkan bagaimana suatu berita dapat diangkat. Berbeda dengan jurnalisme konvensional lainnya, dalam jurnalisme online suatu berita dapat diangkat tanpa perlu mengadakan rapat redaksi terlebih dahulu. Hanya dengan hasil rapat 3 orang redaktur saja, mereka dapat menaikkan sebuah berita. “Dengan cara kerja seperti ini kami merasa cukup independen” tutur Andi. Disamping itu, Andi juga memaparkan keuntungan dari jurnalisme online, yaitu mereka akan dengan cepat memperoleh feedback dari masyarakat atas berita yang mereka tulis, sebab mereka menyediakan ruang komentar bagi khalayak pembaca yang ingin berkomentar mengenai tulisan yang dimuat. Semua komentar khalayak dicantumkan secara utuh tanpa editan, namun satu hal, detik tidak akan menampilkan komentar yang berbau sara.
Detik juga
pernah mengalami kesalahan dalam memuat pemberitaan. Kesalahan tersebut dapat
datang dari dua bagian. Pertama, kesalahan dari narasumber. Hal ini bisa
terjadi karena belum akuratnya berita yang disampaikan sang narasumber,
sehingga hal itu dapat disiasati dengan membuat postingan tulisan baru sebagai tambahan berita. Namun, kesalahan
juga dapat berasal dari redaksi detik sendiri. Jika hal ini terjadi, detik
tidak sungkan-sungkan untuk meminta maaf dan meralat atas kesalahan pemberitaan
yang dibuat. Hal itu ditulis lewat hak jawab. Sekalipun pernah mengalami
kesalahan dalam penulisan, detik tidak pernah mau menghapus kesalahan berita
tersebut. Buat mereka, integritas lah yang dibutuhkan dalam dunia jurnalistik.
(Fika)
0 komentar:
Posting Komentar